Kamis, 05 Maret 2009

Taktik penyelamatan dan peralatan yang diperlukan.


Taktik penyelamatan operasi PKP-PK sebaiknya diartikan sebagai upaya penyelamatan serta perlindungan bagi para penumpang pesawat udara yang terjebak dengan sesegera mungkin menentukan jalan keluar yang aman bagi para penumpang dalam pesawat udara yang terbakar saat melakukan operasi pendinginan badan pesawat, penyelimutan api dan secepat mungkin memadamkan kebakaran serta dilanjutkan dengan evakuasi korban.
Pertolongan para korban yang terjebak dalam pesawat udara yang terbakar harus mengacu pada prosedur yang benar dengan menggunakan peralatan yang lengkap untuk operasi penyelamatan baik di dalam maupun diluar pesawat udara dan dilengkapi dengan sistem alat komunikasi yang aman dan efektif serta didukung oleh tim medis yang telah siap menangani kondisi darurat.
Setelah api benar-benar padam, tindakan personil PKP-PK yang sebaiknya dilakukan adalah mencari kemungkinan masih terdapat penumpang yang terperangkap, melakukan pendinginan pesawat udara, menyediakan alat penerangan dan membuat ventilasi di dalam pesawat udara dengan membuka pintu-pintu dan jendela.
Seluruh kegiatan operasi pelayanan PKP-PK sebaiknya dilengkapi dengan peralatan dan bahan pemadam yang lengkap dan sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan mengacu kepada SKEP Dirjen Hubud no. SKEP/94/IV/98 dan DOC. 9137 AN 898 Part 1 yang terdiri dari :
1. Bahan pemadam yang memiliki tingkat efisiensi tinggi untuk penekanan api.
2. alat penerangan listrik dari generator yang mudah dipindah-pindah.
3. Peralatan rescue.
4. Alat komunikasi dua arah.
5. Alat-alat kelengkapan pertolongan pertama.

Alat komunikasi antara awak pesawat, personil PKP-PK dan petugas ATC merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk memudahkan koordinasi dalam setiap upaya penyelamatan.
(sumber : materi penyuluhan sertifikat kecakapan petugas dan teknisi PKP-PK)

KATEGORI BANDARA UNTUK PKP-PK


Setiap Bandar Udara yang telah memiliki izin operasi wajib menyediakan fasilitas PKP-PK serta memberikan pelayanan PKP-PK sesuai kategori Bandara untuk PKP-PK yang dipersyaratkan.
Pelayanan PKP-PK dilaksanakan secara cepat untuk penyelamatan dan pertolongan kecelakaan penerbangan serta pemadaman kebakaran di bandar udara dan sekitarnya.
Kategori bandara untuk PKP-PK ditentukan berdasarkan panjang keseluruhan dan lebar maksimum badan pesawat udara terbesar serta jumlah pergerakannya di bandar udara.
Kategori bandar udara untuk PKP-PK terdiri dari 10 kategori :

Kategori 1 panjang keseluruhan pesawat <9 m; lebar maksimum 2 m
“ 2 “ “ “ 9 s.d <12; “ “ 2 m
“ 3 “ “ “ 12 s.d <18; “ “ 3 m
“ 4 “ “ “ 18 s.d <24; “ “ 4 m
“ 5 “ “ “ 24 s.d <28; “ “ 4 m
“ 6 “ “ “ 28 s.d <39; “ “ 5 m
“ 7 “ ‘ “ 39 s.d <49; “ “ 5 m
“ 8 “ “ “ 49 s.d <61; “ “ 7 m
“ 9 “ “ “ 61 s.d <76; “ “ 7 m
“ 10 “ ‘ “ 76 s.d <90; “ “ 8 m

Perhitungan pergerakan pesawat udara dilakukan dengan berpedoman pada Dokumen ICAO 9137 – AN/898 part 1 mengenai Rescue and Fire Fighting.
Penurunan kategori bandara untuk PKP-PK yang terjadi karena menurunnya efektifitas kendaraan PKP-PK wajib dibuat NOTAM (Notice to Airman). Selain itu penurunan kategori bandar udara untuk PKP-PK dinyatakan dalam Aeronautical Information Publication. (sumber : MATERI PENYULUHAN SERTIFIKAT KECAKAPAN PETUGAS DAN TEKNISI PKP-PK)

Watchroom di PKP-PK Supadio


Sejak bulan Juli 2008 watchroom PKP-PK Bandara Supadio mulai diaktifkan. Dimana watchroom ini merupakan suatu ruangan yang berfungsi untuk mengamati pergerakan pesawat udara di Bandara dan meneruskan informasi yang diterima dari luar terutama dari ATC kepada personil PKP-PK tentang keadaan gawat darurat untuk dapat ditindak lanjuti.
Ruangan watchroom ini dilengkapi dengan radio airband untuk memantau komunikasi antara pilot dan ATC, radio komunikasi dua arah untuk berkomunikasi dengan pihak ATC ataupun dengan kendaraan operasi PKP-PK, mic beserta pengeras suara yang berfungsi untuk mengumumkan kepada personil PKP-PK tentang segala hal, pesawat telpon dengan nomor ekstensi 140, telpon PABX, teropong binocular, dan lain-lain.
Karena fungsi watchroom untuk pengamatan pergerakan pesawat udara dan situasi berbahaya di sekitar parameter bandara, maka posisi watchroom berada di atas dan lebih tinggi dari obstacle lain di sekitar Fire Station. Penempatan personil di ruangan ini ialah satu orang per dinas pagi dan siang.

Kekuatan baru telah tiba.





Pada hari jum’at tanggal 27 Pebruari 2009 telah datang sebuah kendaraan operasi PKP-PK Bandara Supadio yang baru, yaitu sebuah Ambulance dengan merek KIA Prego bermesin Diesel 2700 cc. mobil ini dipersenjatai dengan sebuah stretcher lipat dan sebuah tandu. Di dalam kabin mobil ini juga terdapat locker khusus tempat menyimpan peralatan medis. Untuk kenyamanan pasien, mobil ini dilengkapi dengan air conditioner dan mobile tape yang dapat menerima siaran radio. KIA Predo ini merupakan mobil baru yang dirakit pada tahun 2008. Untuk selanjutnya Ambulance ini akan menggantikan Ambulance 1.